SMS Donasi dan Pasang Banner Dukungan Untuk Palestina!

Kamis, 26 Juni 2008

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh


Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarakatuh

Jika kita pahami makna dari ucapan salam ini luar biasa "Semoga Allah memberikan keselamatan, rahmat dan berkah untukmu saudaraku", adalah doa yang diberikan kepada saudara kita kepada kita ataupun sebaliknya. Tapi karena ucapan salam ini sudah sering kita ucapkan dan kita dengar, seolah-olah maknanya pun jadi biasa saja. Terkadang malah kita sambil lalu saja atau bahkan hanya sepotong saja kita menjawabnya "wa'alaikumsalam", kenapa kita tidak berusaha berbuat adil kepada saudara kita dengan mendoakannya secara lengkap?

Dalam kehidupan kita bahkan dalam ritual ibadah kita jarang sekali kita mau menyelipkan doa untuk saudara kita, boro-boro doa untuk diri sendiri saja kita sering melakukan dengan buru-buru apalagi untuk saudara kita "no time" lah atau sering juga kita mencoba membela diri dengan "doa kita saja belum dikabulkan ngapain juga mendoakan orang lain". Tapi setidaknya dengan ucapan salam yang diucapkan dengan lengkap dan dari hati, sudah merupakan usaha yang cukup baik bagi kita untuk berbuat adil kepada saudara kita. Dan yakinlah setiap doa yang kita berikan untuk saudara kita Malaikat pun akan mengaminkan untuk kita juga. Luar biasa kan kalau Malaikat yang mengaminkan doa kita?

Dan dibalik sapaan salam ini terkandung makna silaturahim Islam yang luar biasa juga, karena salam ini yang menyatukan kita dengan sesama muslim lainnya, salam inilah sebagai kata-kata password identitas muslim. Walau dijaman sekarang sudah banyak diluar muslim yang menggunakannya, ironis kan? sementara banyak dikalangan umat Islam yang justru merasa bangga dan percaya diri menggunakan sapaan-sapaan lain seperti "hallo pa kabar, selamat pagi, dan lain-lainnya yang tentunya tidak mengandung makna apa-apa).

Jangan sampai ucapan-ucapan doa milik kita Umat Islam dicuri lho sama umat lain? sementara kita terlena dengan ucapan-ucapan yang katanya "gaul" or "keren" tapi justru hanyalah ucapan klise di mulut saja yang sesungguhnya tidak punya makna apa-apa. Mendingan kita dikasih doa sama saudara kita daripada keren tapi ga bermakna apa-apa? kali-kali doa dari saudara kita untuk kita terkabul karena yang mendoakan kita lebih baik akhlaknya daripada kita, lumayan kan? :) yah "matre" or pamrih dalam doa ga pa pa kali ya...:):):)

Karena itu mari kita lestarikan dan jadikan "Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuh" sebagai sapaan penuh makna yang menghiasi senyum indah di bibir kita dan kita ucapkan dengan tulus dari hati yang mencerminkan cinta karena Allah semata kepada saudara kita.

Read More......

Rabu, 18 Juni 2008

Kangen...jangan tinggalkan aku


Setelah beberapa minggu off dari sesuatu yang selama ini aku gandrungi yaitu menulis, ternyata untuk kembali membangun tulisan dengan nada-nada ketikan dikeybord komputer kantorku lumayan susah juga ya. Aku coba mencari inspirasi, kira-kira apa ya yang bisa aku tulis untuk berbagi.

Di saat sore kemaren ba'da menjalankan sholat magrib, tiba-tiba aku merasakan kerinduan yang amat sangat dengan ayah bundaku. Padahal dua hari sebelumnya aku telah bersama mereka karena memang aku sengaja mengambil cuti. Tapi kenapa sore itu aku merasa kangen seperti aku baru bertemu setelah sekian lama berpisah. Aku merasakan ketakutan jika sewaktu-waktu pada waktu yang tidak terduga dan pastinya tidak terencana, Allah SWT mengambil mereka. Sementara aku belum bisa berbuat apa-apa untuk mereka sejak aku terlahir di dunia ini hingga usiaku yang telah lebih dari seperempat abad ini.

Aku takut jika ayah bundaku dipanggil dalam kondisi belum siap, Ya Allah panggilah ayah bunda hamba disaat mereka telah siap menghadapmu dalam kondisi "khusnul khotimah". Ampunilah segala kekhilafan ayah bunda hamba dan sayangilah mereka seperti kasih sayang mereka selama ini kepada hamba yang tidak menuntut asa dan dilakukan dengan ketulusan hati serta kemurnian jiwa semata-mata untuk menjalankan Amanah Titipan-Mu semata.

Ya Allah kuatkanlah Iman dan Jagalah ayah bunda dalam dekapan hidayah-Mu
Jangan biarkan hati ayah bunda sesak menahan amarah karena khilafku
Jangan biarkan air mata ayah bunda menetes karena derita akan ulahku
Berilah kekuatan raga dan hati untuk menghadapi segala ujian-Mu
Agar ujian-Mu itu semakin memperkuat Iman & Takwanya kepada-Mu

Ya Allah biarkanlah kelembutan kasih sayangnya senantiasa mengalir kepadaku sehingga benih kasih sayang yang telah ayah bunda semai dihatiku berkembang dan menghasilkan bunga yang semerbak wanginya

Ya Allah Jangan biarkan tipu daya dan hasut mengelabui hatiku untuk berprasangka buruk pada ayah bunda, apalagi sampai aku membenci dan mencacinya

Jadikanlah hamba menjadi anak yang senantiasa menyimpulkan senyum di wajah mereka
Jadikanlah hamba menjadi anak yang dapat menstimulasi air mata keharuan karena bangga
Dan Jadikanlah hamba menjadi anak yang dapat mengembangbiakan amalan shaleh yang dapat menjadi ladang pahala ayah bunda sepanjang masa

Ya Allah, memang diri ini sepertinya tidak layak untuk mengajukan berbagai permintaan seperti itu karena hati ini yang berjelaga karena kekhilafan-kekhilafan yang senantiasa berulang dan tidak bosan-bosannya

Tapi hamba yakin Engkaulah Maha Pengampun, Engkaulah Maha Rahmat
Ampunilah dosa hamba ya Allah
Bingkailah hamba selalu dengan Petunjuk dan Hidayah-Mu walau diri ini sering lalai dan menjauhi-Mu

Ya Allah satukanlah hatiku, hati ayah bundaku dan saudara-saudaraku dengan cinta yang terbingkai dengan kasih sayang kepada-Mu
Ya Allah jagalah kangen yang menggebu kepada ayah bundaku tetap istiqomah di hatiku agar aku selalu menyayangi mereka dan tidak sampai hati untuk membuat hati mereka terluka
Ya Allah kumpulkanlah kami kembali di akhirat kelak menjadi keluarga yang bahagia karena berkumpul di Jannah-Mu

Amin ya Robbal'alamin

Read More......

Kamis, 05 Juni 2008

STOP KEKERASAN pasti INDONESIA BISA


Sudah 16 hari berlalu perayaan 100 abad Kebangkitan Nasional Indonesia. Rasanya gaung itu masih terdengar tapi kenapa tidak bisa kurasakan ya kebangkitan bangsa ini. Setiap pagi di hampir semua stasiun televisi diberitakan kekerasan - kekerasan dan aneka demonstrasi yang terjadi di negeri ini. Jadi sesungguhnya dimanakah arti kebangkitan nasional itu?

Kekerasan seseorang terhadap dirinya sendiri dengan bunuh diri karena tidak kuat menahan beban ekonomi yang katanya salah satu penyebabnya adalah kenaikan BBM. Kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok golongan terhadap golongan lainnya. Dan demonstrasi-demonstrasi dari berbagai kalangan anak negeri yang semakin berani dilakukan sejak era reformasi, yang beberapa diantaranya ada yang diakhiri dengan kekerasan juga.

Kalau kita coba telaah lebih jauh "sebenarnya sukakah kita akan kekerasan?". Tidak memperhitungkan siapa dia, apakah pejabat pemerintah, apakah pengusaha, apakah kalangan ekonomi lemah, apakah kaum terdidik atau tidak, apakah tua atau muda, bahkan preman pun secara serentak dari lubuk hatinya pasti akan menjawab "TIDAK SUKA KEKERASAN". Karena sesungguhnya memang makhluk hidup terutama manusia diciptakan oleh Tuhan dengan fitrah "ingin dilindungi dari bentuk kekerasan apapun".

Segala bentuk kekerasan baik pada diri sendiri ataupun orang lain, di agama, budaya dan negara manapun pasti dilarang karena semuanya pasti merugikan. Seseorang yang kalap, entah karena beban ekonomi, gagal meraih prestasi atau patah hati yang katanya karena kesucian cinta yang ternodai dan akhirnya melakukan kekerasan terhadap diri sendiri tidak akan memberi solusi sedikitpun bahkan menimbulkan masalah baru. Nyawa yang melayang karena mendahului takdir Ilahi dengan cara yang tidak diridhoi pastinya diakhirat kelak akan mendapatkan pengadilan azab dari Ilahi. Keluarga yang ditinggalkan akan kehilangan sosok yang seharusnya masih bisa diharapkan kontribusinya. Kalaupun nyawa tidak jadi melayang tetapi terlanjur terlukai diri ini tentunya rasa sakit yang diderita, belum lagi keluarga yang harus mengusahakan biaya untuk kesembuhannya.

Kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok golongan kepada golongan lainnya dengan dalih golongan yang lain salah dan golongannya benar juga tidak pernah memberikan hal positif. Pastinya masing-masing akan bersikukuh mempertahankan opininya dengan berbagai alibi. Ironisnya ini dilakukan dengan sesama anak negeri yang katanya "Indonesia" adalah negara yang terkenal dengan budaya timurnya yang kental dengan ramah-tamah, sopan-santun dan saling menghormati antar umat beragama dan suku yang berbeda-beda, bahkan ini diabadikan dalam lambang negara Indonesia Pancasila dengan Persatuan dan Kesatuan dalam Bhineka Tunggal Ika. Ironisnya lagi kenapa kekerasan ini dilakukan oleh umat Islam yang merupakan agama "Rahmatan Lil'Alamin - Kasih sayang bagi seluruh alam semesta". Aku sebagai umat Islam yang pemahaman agamaku belum seberapa aku dengan tegas mengatakan "ini bukan agama Islamnya yang salah" karena di semua isi Kitab Umat Islam Al Quran tidak ada sedikitpun diperintahkan kekerasan kepada siapapun kecuali kaum kuffar yang melakukan kekerasan terhadap agama Islam. Dan pastinya di agama lainpun kekerasan juga tidak diperintahkan.

Hendaknya masing-masing pihak dengan segenap ilmu dan pengalaman hidupnya bisa saling introspeksi diri. Hukum agama dan negara harus ditegakan. Saya rasa saling menghujatpun tidak perlu karena sama saja akan menimbulkan kekerasan dan masalah baru di negeri ini. Kalaupun ada yang diuntungkan itu hanya segelintir golongan yang merasa dirinya menang dan berkuasa. Tetapi kemenangan yang didapatkan dari kekerasan pasti tidak akan abadi karena dia telah menanamkan sakit fisik dan hati yang akhirnya menghasilkan dendam. Dendam yang bergelora akan menimbulkan kekerasan yang lebih lagi dari sebelumnya, sedangkan dendam yang tersembunyi akan menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu siap meledakan kekerasan yang tak terduga. Dengan pikiran jernih, jadi sebenarnya apa keuntungannya kekerasan itu?

Melakukan demonstrasi untuk mengaspirasikan kepentingan rakyat dinegeri ini seolah-olah sudah menjadi trend sejak demokrasi dideklarasikan di Era Reformasi 1998 kala itu. Jadi memang tidak bisa disalahkan kalau rakyat berdemo untuk menuntut haknya, tetapi yang jadi pertanyaan adalah "benarkah demo itu untuk membela kepentingan rakyat?". Kalau memang suatu demonstrasi itu dilakukan semata-mata untuk kepentingan rakyat sudah seyogyanya juga dilakukan dengan cara-cara yang baik yang tidak merugikan rakyat. Jadi "untuk kepentingan siapakah demo yang dilakukan dengan cara-cara anarkis yang merusak fasilitas umum yang notabene untuk kepentingan rakyat?".

Negeri ini sudah sangat sakit dengan masalah-masalah yang belum juga ada solusi bijaksananya (win-win solution). Solusi harga BBM yang dinaikan yang ternyata menimbulkan masalah di masyarakat ekonomi lemah. Solusi "Tabung dan Kompor Elpigi gratis" yang ternyata dilapangan menimbulkan masalah karena banyak tabung elpigi yang bocor sehingga ada beberapa masyarakat yang terluka karena ledakan tabung bocor itu. Solusi "Raskin - beras untuk orang miskin" yang ternyata realisasi di lapangan masih banyak yang diselewengkan oknum dengan dijual sebagai beras konsumsi umum. Solusi "BLT-bantuan langsung tunai" yang banyak didemo karena quotanya kurang dari jumlah penduduk miskin dilapangan. Hutang negeri ini yang belum lagi lunas. Masalah dekadensi moral dengan berbagai bentuk kejahatan narkoba, kekerasan, aksi pornografi pornoaksi, pembunuhan dan koruptor yang kebal hukum.

Begitu kronis dan akut nya sakit negeri ini "masih tegakah kita untuk menyakitinya lagi?".

Memang rasa-rasanya bingung kita sebagai bangsa Indonesia harus menyembuhkan dari sisi mana dulu. Jangankan kita orang biasa yang tidak mempunyai peran langsung untuk penyembuhan semua masalah negeri ini, pejabat pemerintah yang mempunyai kewenangan langsung mengambil kebijakan dan keputusan pastinya lebih bingung dan lebih pusing.

Tapi masing-masing kita dengan masing-masing profesi dan kondisi seyogyanya tetap bisa memberikan kontribusi terhadap penyembuhan penyakit negeri ini. Seperti slogan Indonesia yang dideklarasikan oleh Bapak Presiden Indonesia Soesilo Bambang Yudhoyono di senayan saat Perayaan 100 abad Kebangkitan Nasional 20 Mei 2008 yaitu "INDONESIA BISA". Kita Bisa memberikan kontribusi dengan melakukan yang terbaik pada profesi dan kondisi kita masing-masing. Siswa dan Mahasiswa "Indonesia Bisa" memberikan kontribusi dengan belajar dan kuasai berbagai bidang ilmu. Para pengusaha dan pekerja "Indonesia Bisa" dijaga harmonisasi kerja dan koordinasinya. Petani "Indoensia Bisa" tingkatkan kuantitas dan kualitas produksinya. Pendidik dan Ilmuwan "Indonesia Bisa" berikan pendidikan dan ilmu yang terbaik untuk anak negeri ini. Budayawan dan sastarawam "Indonesia Bisa" mempromosikan dan menjaga kelestariannya sehingga tidak lagi diakui dan dicuri oleh negara lain.

Dan yang tidak kalah pentingnya adalah "Stop Kekerasan" kita jaga emosi kita dengan menjalankan secara benar agama dan budaya daerah kita masing-masing sehingga fokus "Indonesia Bisa" segala hal bisa diwujudkan dengan tidak terganggu oleh kesibukan menyelesaikan pertikaian, dendam dan kehancuran material karena kekerasan.

Read More......

Rabu, 04 Juni 2008

sudah ADIL kah aku?


Sudah sejak hari jumat sampai hari selasa ini bener-bener fullday activity sehingga hampir-hampir tanganku tak punya kesempatan diwaktu luangku untuk menggoreskan curahan hatiku.

Waktu luangku sudah diminta porsinya secara penuh untuk mengobati lelahku. Lelah ragaku meminta porsinya untuk memejamkan mata sehinga ia bisa merelakskan sendi-sendi dan ototku. Lelah pikir dan hatiku meminta porsinya untuk service kepada Yang Maha Kuasa atas pikiranku dan Yang Maha Mombolak-balikan hatiku. Yah walau porsi untuk pikir dan hatiku lebih sedikit karena aneka permakluman yang aku berikan untuk lelah ragaku seakan-akan raga ini tak mampu membawa pikir dan hatiku jika tidak aku beri porsi yang cukup.

Padahal dalam realitanya sebanyak apapun raga ini kuberikan porsi waktu luangku, tetap saja dia tidak cukup bisa membantu untuk mengobati lelah pikir dan hatiku justru ragaku akan terus meminta porsi lebih dari yang aku berikan. "istirahatku masih kurang, aku masih lelah, aku masih mengantuk" kata ragaku. Lain halnya dengan lelah hati dan pikirku dia selalu mengalah "ya sudahlah ga pa pa tidur lagi aja kan waktu sholatnya masih panjang, ga pa pa kan masih ada nanti untuk membaca".

Padahal aku sangat sadar kalau aku mau memberikan porsi yang balance dan proporsional saja, antara lelah raga, pikir dan hatiku ga usah lebih pasti semua akan merasa mendapatkan yang adil dan cukup.

Jikalau saja aku mau memberikan porsi yang sama setidaknya dari waktu yang telah Alloh berikan kepada CiptaanNya yaitu 24 jam dikurangi kerja 10 jam (41.67%) sisa 14 jam. Dari 14 jam sisanya aku berikan 5 jam untuk lelah ragaku (20.83% - untuk tidur), 5 jam untuk lelah hatiku (20.83%) dan 4 jam untuk lelah pikirku (16.67%) aku rasa akan lebih baik.

Jika porsi yang sudah kuberikan ke hatiku yang hanya sedikit itu benar-benar aku manage secara disiplin dengan sholat tepat waktu, menyempatkan tadarus AlQuran dan memahami terjemahannya walau hanya kulakukan di ba'da dua sholatku, pasti akan banyak memberikan muatan positif ke raga dan pikirku ibarat diri ini selesai dicharge oleh Yang Maha Pencipta raga, hati dan pikir. Tapi kok ya susah banget ya realitanya tidak semudah saat dituliskan seperti ini, Astaghfirulloh.

Begitu juga dengan pikirku walau tetap saja ga proporsional untuk lelah pikirku yang lebih sedikit porsinya dari yang lainnya tetapi aku punya alasan. Karena pikirku sudah kuberikan porsi yang banyak dalam pekerjaanku jadi kalaupun dia kuberi porsi lagi yah hanya untuk menambah ilmu selain pekerjaanku seperti ilmu mengajak tanganku untuk menggoreskan isi hatiku, menambah ilmu untuk hatiku dengan membaca pembangkit akhlak diri dan tips-tips kesehatan untuk ragaku.

Tapi ini barulah harapanku saja yang belum mampu ku aplikasikan ke realita hidupku. Masih saja diri ini sering tidak adil terhadap semua anugerah diri yang telah Alloh berikan ini. Masih sering diri ini meminta lebih untuk tidurku, masih saja diri ini enggan untuk sholat tepat waktu yang akhirnya menunda porsi yang lainnya bahkan hasil dari charge lelah hatiku hampir-hampir tidak memberi energi positif ke raga dan pikirku karena aku lakukan seenaknya diriku dan masih saja diri ini enggan menambah ilmu karena alasan mengantuk dan ilmu itu tidak terlalu perlu lagi bagiku toh apa-apa yang layak bagi kebutuhan manusia sudah aku dapatkan pekerjaan, gaji yang cukup dan ilmu di pekerjaanku. Lalu aku lupa bahwa sesungguhnya Ilmu Alloh itu sangat luas, ilmu diri ini hanyalah bagaikan air yang ada dijari setelah aku celupkan diluasan yang luas alias ga ada apa-apanya.

Tapi aku yakin selama Alloh masih menempatkan ruh dalan raga ini pasti kesempatan untuk terus memperbaiki diri selalu ada. Tapi masalahnya adalah tinggal berapa lama lagi hanyalah Alloh yang Maha Tahu. Aku hanya bisa berusaha untuk terus melakukan dan memberikan yang terbaik untuk raga, pikir dan hatiku sesuai dengan Tuntunan Yang Maha Pencipta diri ini walau masih sebatas kemampuanku.

Aku sangat sadar waktu jam hidupku diputar terus maju tidak mungkin untuk dikembalikan ke waktu yang aku mau. Aku hanya mampu menoleh kebelakang untuk mengenangnya saja apa yang sudah aku lakukan diwaktu yang telah lewat tadi bahkan untuk menghapusnya pun aku tak mampu. Yang Maha Kuasa atas waktu hanya memberikan aku kesempatan untuk melakukan hal-hal baru yang baik yang akan bisa menyebabkan Dia mengampuni kesalahanku dimasa lalu, sementara waktu ini terus maju tidak perduli padaku yang cepat atau lambat pasti akan sampai pada batas dimana diri ini telah kehabisan kesempatan lagi.

Ya Alloh hamba adalah makhluk yang lemah dan lalai karena itu hamba mohon senantiasa sinarilah hati ini dengan Hidayah dan Petunjukmu sehingga disaatnya tiba nanti aku untuk menghadap-Mu diri ini telah siap untuk memberikan kesaksian yang baik karena ketaatanku kepada-Mu, Amin.

Read More......

-

...