Pagi itu seperti biasa aku bergegas berangkat sekolah mengejar jam 6 supaya kebagian naik 'andongan' karena kalau dah lewat jam itu ga kebayang betapa berjubelnya penumpang angkutan sampe-sampe anak-anak rela bergelantungan karena takut telat masuk sekolah. Selesai sarapan nasi ditemani telur dadar dan sambel bawang, kucium tangan Pae Mae, tak lupa Mae menyelipkan uang Rp.1000 ke tanganku (waktu itu ongkos andongan masih Rp.150, jadi uang sakuku Rp.1000 - 2 x Rp.150 untuk naik andongan pp - untuk jajan kue 200 - es 100 jadi sisa = Rp.400 aku tabung untuk beli buku LKS). Akupun pamitan ke Pae Mae "berangkat sekolah ya, Bismillahi tawakaltu'Alalloh" bisiku.
Semangat sekali rasanya, dibenaku dah kubayangkan nanti ulangan matematika bab logaritma, aku yakin bisa karena aku dah belajar semaleman (bukan maksud takabur sih..karena sudah semua soal yang pernah dikasih pak guru sudah kukuasai makanya aku jadi yakin paling juga soalnya ga jauh beda). Ditengah imajinasiku tiba-tiba berhenti angkutan yang baru setengah penuh yang distop oleh temen yang berdiri disebelahku. Alhamdulillah masih kebagian tempat duduk lumayan bisa membaca pelajaran untuk hari ini karena semalem jam belajarku habis oleh corat-coretan logaritma. Sesekali kulihat pemadangan dikanan kiri jalan, eh ternyata dah hampir sampe "kiri Pak" teriaku yang ga begitu keras memecah kebisingan andongan itu. Bismillah, dengan tegap kulangkahkan kaki menuju ke sekolah yang kutempuh 5 menit dengan berjalan kaki dari pemberhentian andongan tadi.
Sesampainya dikelas kuucapkan "Assalamu'alaikum wrwb" yang sudah menjadi kebiasan dikelas kami. "kamu dah belajar semua Sus" kata Nining temenku. "Alhamdulillah sudah, kamu juga udah kan Ning?" lanjutku membalikan pertanyaan. "udah sih cuman ga yakin bisa apa ga?" jawabnya. "yakinlah pasti bisa, yang penting kan kita udah belajar ya tinggal berdoa aja" nasihatku yang sok dewasa.
Bel masuk pun berbunyi Pak Lili guru matematika masuk kelas dengan selembar kertas ditanganya. "Pasti itu soalnya bisikku ke Nining yang duduk disebelahku". Ketua kelas menyiapkan dan kitapun berdoa bersama-sama, ku Mohon kepada Alloh semoga diberi kemudahan dalam mengerjakan soal ulangan nanti. "Siapkan kertas anak-anak", kata-kata Pak Lili membuat kami makin deg-degan aja padahal nuansa seperti ini sudah sering kami rasakan setiap kami mau ulangan. Setelah soal disodorkan segera aja aku kerjakan dan Alhamdulillah, 10 soal aku merasa semuanya bisa karena memang tidak jauh beda dengan yang ku pelajari semalem.
45 menit berlalu dan tiba waktunya Pak Lili mengambil jawaban kami "sudah selesai ya anak-anak". karena aku sudah selesai langsung saja jawabanku kuserahkan, sementara pak Lili masih berjalan sambil mengambil jawaban temen-temenku yang mungkin kurang sedikit lagi. "langsung dikoreksi aja Pak" serentak kami meminta ke Pak Lili biar kita tahu langsung nilainya. "ok deh, jawaban ulangan anak-anak ditukar antar deret meja saja ya biar ga curang ngoreksinya" perintah Pak Lili. "siap Pak" satu persatu kami cocokan jawaban temen yang ditangan kami dengan jawaban kunci yang pak Lili tulis dipapan, dalam waktu setengah jam semua koreksi selesai."1 nomor nilainya 1 ya, kalau ada yang caranya benar tapi hasil akhirnya salah nilainya setengah" aku hitung segera nilai temenku lumayan dia (aku lupa namanya) dapat nilai 6.5, aku dapet berapa ya pikirku ga sabar pengen tahu nilaiku. seperti biasa jawaban yang sudah bernilai dikumpulkan dan dicatat didaftar nilai langsung oleh Pak Lili, ga butuh waktu lama 15 menit selesai dan langsung dibagikan kembali kepada kami masing-masing. Deg-degan rasanya namaku pun dipanggil "sumber sirep", "iya Pak" alhamdulillah ya Alloh kulihat angka 9 dilembar jawabanku karena ada 2 nomer yang aku kurang teliti sehingga mengurangi 1/2 x 2 nomer nilaiku, sambil senyum simpul dan decak syukur didadaku aku kembali kekursiku. "Bagus ya sus nilainya" tanya Nining, "Alhamdulillah Ning", "boleh lihat ga" pinta Nining, "ga deh paling juga ga jauh beda sama kamu" aku sengaja ga menunjukkan ke Nining karena aku ga mau aku jadi lalai bahwa itu semua adalah semata-mata Anugerah Alloh. Dan memang biasanya nilai matematikaku ga jauh beda dengan Nining karena memang kita sama-sama suka & sama-sama bisa.
Bel ganti pelajaranpun berbunyi, kelas kami masih hiruk pikuk dengan ulangan matematika tadi. Apalagi temen-temen yang dapet nilai dibawah 6 mereka masih ribut, habisnya susah sih katanya padahal mereka hanya 25 % dari murid dikelas kami yang tidak mahir matematika berarti bisa disimpulkan bahwa sebagian besar kami bisa, karena memang Pak Lili adalah guru matematika idola kami dan hampir semua bab yang beliau jelaskan mudah kami mengerti. hanya anak-anak yang malas berlatih soal saja yang memang tidak bisa dan menjadikan matematika menjadi pelajaran momok yang seolah-olah susah. Padahal sebenarnya ga ada yang susah didunia ini kalau kita mau mencoba dan belajar.
* Buat Nining, Anita, Risnandar, Fitri temen-temen ku di SMA Prembun aku kangen kalian semua, kenangan belajar Matematika bersama-sama. Dan Untuk Pak Lili kapan ya kita bisa silaturahim ke rumah Beliau *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar