Jumat, 30 Mei 2008
Marah pergilah menjauh dariku!!!
Astaghfirulloh, ampunilah hamba ya Alloh kok hari ini dari pagi sampai malam masih aja hatiku kesel. Iya sih emang sejak semalem ada masalah dengan temen sekerjaku. Aku terus berusaha menyadarkan diriku sendiri, bahwa segala yang telah dan akan terjadi adalah tidak lepas dari Kehendak Alloh SWT bukan semata-mata karena keteledoran temenku itu tapi kok ya susah ya. Aku disini ga akan membahas bagaimana masalah itu karena aku tahu hatiku pasti akan makin kesel dan takutnya malah jadi "ghibah" masyaAlloh.
Mungkin aku juga sering kali membuat kesel hati orang, entah sadar atau dibawah alam sadarku alias ga sengaja. Beginilah rasanya kesel itu ya, ga nyaman mau ngapa-ngapain karena pikiran ga tenang. Bawaannya hati itu mengorek-ngorek semua kesalahan orang yang telah buat kesel "nyebelin banget sih, teledor banget sih, ga tanggung jawab, ga tahu diri" dan masih banyak umpatan-umpatan kekesalan yang lain (asal jangan sumpah serapah saja - karena selain menyebabkan "aura" ga baik bagi kita, makin memperburuk "personality" kita alias ketahuan jeleknya, and dosa pastinya).
Kalau kita sebagai objek dari keteledoran or sasaran dari akibat buruk temen kita "gondok rasanya" dan pastinya sebelnya ga hilang-hilang. rasa-rasanya lihat muka orang itu muak deh, boro-boro ketemu denger namanya aja sebel sambil kedua tangannya diremas-remas seolah-olah membayangkan seseorang itu ada dalam remasannya.
Padahal sejak semalem sampai sekarang aku kesel, kupikir-pikir ga ada untungnya. Masalahku juga ga selesai dengan kekesalanku boro-boro balik lagi ke kondisi semula karena toh waktu sudah berjalan aku ga mampu memutarnya kembali kalaupun aku berandai-andai "andai aku ga minta tolong padanya semalem" malah makin memuncak kekesalan ini. Malah mengotori hatiku yang memang sudah kotor sejak diri ini "baligh" karena banyaknya khilaf yang kulakukan dan Semoga Alloh mengampuni dosa-dosaku.
Aku coba menarik nafas dalam-dalam, ku kempiskan perutku yang memang sudah kempis karena belum "dinner", kubusungkan dada dan kupejamkan mataku maka menyeliplah udara segar ke relung hati yang menenangkan pikiran dan jiwaku. Kemudian kupaksakan bibirku tersenyum dan kulebarkan dengan tanganku (bukan maksud untuk senyum-senyum sendiri lho) untuk terapi mukaku. Walau sedari pagi tadi aku sudah beberapa kali tersenyum dan ceria karena kelucuan tingkah temen-temen kerjaku tapi itu tidak cukup menterapi aura keselku. Ditambah lagi tadi siang listrik "byar pet" jadinya internet dan telphon down. Jadi menambah kekesalan deh. Ya karena senyum itu hanya dibibirku tidak dihatiku. Tapi sekarang kesel itu sudah mulai kudorong keluar dari jiwaku walau perlahan-lahan, "pergilah menjauh dariku" aku ga mau jadi sahabatmu.
"Let's ziezie, make your heart be quite. You must believe to God, Everything happened and will be happen are Alloh Almighty" (he he sok pake english segala, kalau salah dikoreksi ya)
Ziezie Lihatlah dilangit sana bintang-bintang bertebaran dengan kelap-kelip sinarnya yang makin indah dihiasi gelapnya malam, mengajakmu untuk tersenyum mengakui "Keagungan Ilahi" dan bahwa apa yang kamu rasakan sekarang adalah hanya seperti sebutir pasir dilautan lepas alias bukan apa-apa jadi "make enjoy your life ya".
Mulailah tidurmu nanti malam dengan melepas semua bebanmu, gantungkan nyawamu pada yang Maha Memiliki, mohon ampunlah pada-Nya atas segala apa yang telah mengotori hati dan dirimu, mulailah dengan memaafkan semua orang. Maka besok dipagi hari sambutlah "panggilan-Nya", setelah itu sambutlah sang mentari pagi yang menyusup kedalam kamarmu dengan senyuman hangat dan nafas lega dan katakan "inilah ziezie hari ini yang baru terlahir dari tidurnya, ya Alloh berilah hamba-Mu ini Petunjuk agar dapat memulai semuanya dengan lebih baik".Wallohua'lam bishowab.
Label:
Renungan Diri
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar